FILSAFAT ILMU

Kata Filsafat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: 1. pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat dari segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. 2.Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan. Ilmu yang beintikan logika, estetika, metafisika, dan epistimologi. Berfilsafat adalah berpikir secara radikal (sampai ke akar-akarnya) dengan memberikan argumen yang bernalar, sehingga kita bisa memunculkan pernyataan-pernyataan yang mungkin pada manusia umum kebanyakan kurang mempertanyakan nya. Kehidupan seseorang adalah rentetan pengambilan keputusan, dan keputusan itu sangat ditentukan oleh Filsafat nya. Dengan kata lain, refleksi filsafat menjelaskan ( menjadikannya eksplisit) sejumlah asumsi dan peranggapan yang tersembunyi dalam wacana dan praktik keseharian. Self Reflection is the school of wisdom demikian menurut Baltasar Gracian. Kerja Filsafat bukan hanya melakukan analisis tetapi juga melakukan kritikan. Filsafat merujuk kepada relfeksi terhadap kehidupan, juga refleksi terhadap refleksi kehidupan (Harre 2000:1)
Kata filosofi berasal dari perkataan Yunani: Philos (suka, cinta) dan sophia (kebijksanaan). Jadi, kata itu berarti cinta terhadap kebijaksanaan (wisdom).sikap bijaksana dalam mengambil keputusan dalam upaya melakoni kehidupan, dari dahulu hingga sekarang tetaplah diperlukan. Selain definisi dari KBBI tadi, berikut ini diturunkan lima definisi filsafat sebagaimana yang telah diungkpkan oleh Titus, dkk, (1979). Kelima definisi ini menunjukkan ragam pemahaman manusia dan penggunaan terhadap kata filsafat. 1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. 2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi. 3. Filsafat adalah usaha untuk medapatkan gambaran keseluruhan. 4. Filsafat adalah sebagian analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. 5. Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Kata Filsafat diapakai dengan rujukan yang beragam dari pemakaian secara informal sebagai sikap atau sudut pandang orang awam yang mengandalkan akal sehat (Common Sense) aeperti pada definisi yang pertama diatas, sampai pemakaian formal seperti pada definisi-definisi lainnya.
Berfilsafat adalah memiliki dan melakukan, artinya memiliki sudut pandang tertentu dan melakukan sesuatu, yakni melakukan kritik dan refleksi sebagai implikasi dari sudut pandang tertentu. Filsafat mengandalkan kemampuan akalabudi untuk menyelidiki objek kajiannya, yakni hakikatnya, sebab-musababnya, asal-muasalnya, dan hukum-hukumnya. Ahli filsafat selalu melakukan telaah ulang (a second look) terhadap bahan-bahan yang disajikan oleh faham orang awam berupa common sense.
Dalam upaya menginterpretasi masalah dikenal tiga cara yang lazim ditempuh, yakni analisis, eveluasi, dan sintesis. Ketika makna taksa atau ambigu sulit dicerna, maka analisis berperan menjelaskan ketaksaan itu. Ketika ekspresi sebuah makna membingungkan, maka analisis menjelaskan penyebab kebingungan ini dan membandingkannya dengan mentransformasi ekspresi itu ke bentuk lain. Analisis tidak berarti membagi sebuah kesatuan menjadi bagian-bagiannya, tetapi lebih melakukan pembedaan atas berbagai makna dari sebuah konsep atau berbagai cara pengungkapan makna. Terkait dengan analisis adalah evaluasi, yakni menilai sejauh mana sebuah interpretasi sah. Disini ada proses validasi sebagai alat untuk mengetahui makna sebuah ekspresi. Prosedur metode analisis kurang lebih sebagai berikut: 1. Berangkat dari keragua-raguan metodis, maka diyakini tida ada yang diyakini benar. Karena itulah kita tidak boleh tergesa-gesa dan berprasangka. Kita hanya menerima kebenaran yang betul-betul sejalan dengan akal. 2. Urailah materi yang telah ditelaah menjadi beberapa bagian untuk membantu memecahkan persoalan. 3. Berpikirlah dengan memahami sesuatu atau bagian ang mudah dan sederhana, terus bergerak memahami sesuatu yang lebih kompleks dan relatif. Maka sampailah pada sesuatu yang bersifat universal sebagai sebuah kepastian (Blakker, 1984: 74-78).
Tugas ahli filsafat adalah membangun konsep yang umum untuk menghubungkan berbagai pengalaman manusia. Makna tidak tampil sendirian, tetapi daling berhubungan satu sama lainnya. sebagai contoh ketika saya sedang mendengarkan lagu di sebuah tape, kemudian saya menghubungkan nya dengan pengalaman pribadi saya. Dengan melihat sejumlah persamaan dan keterhubungan, ahli filsafat mampu menawarkan sintesis. Dengan mengkoordinasikan analisi, evalusi, dan sintesis ini ahli filsafat mengkonstruksi pandangan sinoptik dari kesuluruhan pengalaman manusia yang dapat diekspresikan sebagaimana dapat diinterpretasikan dalam kategori-kategori wacana rasional (Phenix , 1964:257)
Setiap ilmu bila dikaji secara mendalam pada ujungnya akan sampai kepada problem filsafat. Filsafat sebagai kajian atau disiplin ilmu lazimnya diurai menjadi logika, metafisika, epistimologi, dan etika. Seperti disebut diatas berfilsafat adalah berargumentasi dialektik. Agar argumentasi nya harus sahih dan untuk menghindari argumentasi yang rancu atau keliru, perlu ada logika sebagai instrumen untuk membedakan yang benar dan yang salah. Argumentasi adalah sebab-sebab (premis, mukadamah) untuk menguatkan atau menolak sebuah posisi ( conclusion, natijah ). Logika atau mantik adalah bagian dari filsafat yang secara sistematis membahan aturan aturan berargumentasi secara bernalar.
Metafisik oleh aristoteles disebut first philosphy, yakni prinsip-prinsip yang paling universal yang kemudian diartikan sebagai sesuatu di luar kebisaan ( beyond nature ) atau dibelakang penglaman langsung manusia (immediate experience). Dunia metafisik ini adalah objek yang paling sulit untuk dipahami sehingga banyak yang meragukan perlunya membahas hal-hal yang metafisik. Sebutlah , misalnya persoalan mengenai hidup sesudah mati, hubungan akal dan benda, wujud Tuhan, keemrdekaan, agama, dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan yang fundamental ini bersfiat matafisik atau todak mengacu pada realitas dan karena it harus dijleaskan seeksplisit mungkin dengan menggunakan analisis bahasa.
Karena hanya manusia yang dianugrahi akal, maka makhluk  lain seperti malaikat dan binatang tidak dapat berpikir atau berfilsafat. Akallah yang menjadi sumber kekuatan manusia sehingga bertahan dan menguasai alam semesta. Tak mengherankan bila Rene Descartes (1596-1650), bapak filsafat modern dari Perancis, bersesumbar ‘cogito ergo sum’ Aku berfikir, karena itu aku ada. Walau demikian, karena kemampuan dan kualitas berpikir itu berbeda, maka tidak semua manusia mampu menjadi pemikir ulung atau menjadi ahli filsafat.
Ahli filsafat berdiri di puncak piramida, memandangi kaki langit dari ketinggian, sehingga mampu melihat persoalan secara komprehensif tetapi juga spekulatif. Ia tidak hanya melihat persoalan sebagaimana disimpulkan seorang ilmuwan, birokrat, pebisnis, seniman, dan sebagainya. Dia memandangnya secara komprehensif, memaknai hidup sebagai suatu keseluruhan. Kita harus berada dipuncak gunung agar bisa melihat dataran rendah. Demikian menurut peribahasa Cina. Dengan demikian, hasil kajian  filsafat membawa kita kepadasuatu pandangan yang terpadu bagi kemaslahatan umat manusia.
Ahli filsafat menggunakan metode analisis serta menjelaskan arti istilah-istilah, singkatnya menjelaskan bahasa. Ini merupakan tugas utama filsafat, bukannya menjelaskan persoalan makro yang dihadapi manusia. Pandangan ini membatasi konsep pengetahuan (knowledge) kepada pernyataan (statement) tentang fakta-fakta.
Filsafat itu bersifat teoretis dan menjadi dasar pemikiran dan kegiatan manusia. Filsafat adalah ibu segala ilmu pengetahuan. Filsafat lahir jauh sebelum pengetahuan berkembang. Dalam kesehariannya manusia selalu berfilsafat. Perkembangan pengetahuan modern didasari metode eksperimental dan matematis. Muncullah tokoh-tokoh pengetahuan modern seperti Leonardo da Vinci, Nicolaus Copernicus, Johanes Kepler

Filsafat antara lain dimaknai sebagai upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas . Salah satu realitas yang penting dalam hidup manusia adalah pengetahuan, yakni hal-hal yang ada dalam kesadaran yang dibenarkan dengan cara tertentu dan dengan demikian dipandang sebagai benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar